Rabu, 28 Desember 2011

PUPUK ORGANIK CAIR URINE KELINCI


Tahukah, bahwa pemanfaatan urine (air kencing) kelinci mempunyai kedahsyatan dalam berbagai tanaman.

Berikut adalah tanaman-tanaman yang menggunakan Pupuk Organik Cair dari Urine Kelinci:
  1. CABAI
  2. PEPAYA
  3. TOMAT
  4. BELIMBING
  5. JAMBU
  6. ANGGUR
  7. ANGGREK
  8. KAMBOJA
  9. MELATI
  10. LIDAH BUAYA
  11. KEMITIR
  12. KEMANGI
  13. DAUN SIRIH
  14. Dan Tanaman-tanaman bunga yang ada di depan rumah

Pengalaman dalam mengembangkan kegunaan urine kelinci untuk tanaman adalah :

PADI
Tanaman padi diberikan urin kelinci yang diberi bakteri (menbuat bakteri sendiri) dapat meningkatkan hasil produktif padi yang tinggi dan tanaman tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Produk dari hasil tanaman padi ini dapat meningkat lebih dari 20 % dari biasanya, bahkan dalam penanaman sama sekali tidak menggunakan pupuk kimia maupun pengobatan dengan kimia, murni mengandalkan air kencing kelinci. Kualitas beras lebih bersih, lebih putih, lebih empuk dan bila dikonsumsi cenderung rasa kita lebih awet kenyang, serta terasa fit dalam badan.

Sumber : www.prestasikelinci.wordpress.com

SINGKONG
Suatu eksperimen yang di lakukan pada tahun 2007. Eksperimen tersebut sebagai pembuktian bahwa kotoran dan urine kelinci merupakan pupuk organik yang luar biasa. Pada tahun tersebut penulis (www.anneahira.com ) mempunyai seekor kelinci tapi kotorannya cukup banyak . Penulis menanam singkong di kebun dengan luas sekitar 400 meter persegi. Sebagian diberi pupuk organic dari kotoran kelinci dan sebagian tidak diberi apa-apa. Pemupukan dilakukan 2 kali sebulan. Saat masa panen datang , singkong yang diberi pupuk pupuk organic umbinya besar-besar. Satu umbi bisa mempunyai panjang 60 cm dan berat 5 kg. Sementara itu, pohon yang tidak diberi pupuk, umbi singkongnya tidak terlalu besar. Jadi, jika ada teori yang mengatakan bahwa pupuk organik dari kotoran kelinci sangat top markotop, benar adanya.

Sumber : www.anneahira.com

KENTANG
[JAMBI] Para petani kentang di Kecamatan Kayuaro, Kabupaten Kerinci, Jambi, menggunakan urine (air kencing) ternak kelinci sebagai pengganti pestisida. Urine kelinci itu disemprotkan ke tanaman untuk membasmi hama. Uji coba penggunaan anti hama alam itu dilakukan petani akibat kesulitan modal membeli pestisida. Demikian dikatakan Ketua Kelompok Tani Karya Mandiri, Kayuaro, Bambang Trianto, pada pertemuan dengan Gubernur Jambi, H Zulkifli Nurdin, di Kayuaro, Senin (12/5). Menurut Bambang, penggunaan urine kelinci untuk membasmi hama tersebut baru digunakan para anggota kelompok tani yang dipimpinnya dua bulan ini. Pembasmi hama alternatif mampu menyelamatkan kentang dari serangan hama daun. Karena itu, pembasmi hama dari urine kelinci akan dikembangkan ke seluruh petani di daerah itu. Para petani kentang di Kayuaro juga kini menggunakan pupuk kandang akibat sulitnya mendapatkan pupuk anorganik. Peng- gunaan pupuk kandang itu tidak berpengaruh banyak terhadap penurunan produksi. “Kami sudah dua tahun menggunakan pupuk kandang dari kotoran ternak sapi dan ayam untuk pupuk tanaman kentang. Hasil panen cukup memuaskan. Dari penanaman 100 kilogram (kg) kentang, bisa diperoleh hasil 2,4 ton,” katanya.

Sumber : Suara Pembaruan Daily ( 13/5/08 )

MENTIMUN, KACANG PANJANG, GAMBAS DAN CABAI
Urine kelinci berdasarkan penelitian (Reiyasa, et. Al.,2004) berpotensi sebagai pupuk organik yang bagus besar dan belum banyak diaplikasikan petani adalah limbah dari urine kelinci. Air kencing ini diduga mengandung unsur hara yang baik sebab mampu merangsang pertumbuhan dengan baik. urine kelinci ini ditengarai mempunyai kandungan unsur makro dan mikro yang baik bagi tanaman maka perlu dilakukan pengkajian terhadap peluang pemanfaatan pupuk cair sebagai alternatif pengganti pupuk kimiawi NPK.

KACANG PANJANG
Demikian juga kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik bermutu tinggi. Peternak di Magelang telah memanfaatkan urin dan kotoran kelinci sebagai pupuk . Hasil uji coba, pupuk cair berbahan baku urin kelinci dapat meningkatkan hasil tanaman mentimun, kacang panjang, gambas dan cabai sebesar 20-100 %. ( Brahmantiyo et al, 2005).

GAMBAS
Dalam melakukan pemupukan agar diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman yang baik maka faktor yang sangat penting untuk diperhatikan adalah dosis dan waktu aplikasi yang tepat. Pemberian pupuk yang tidak tepat baik dosis maupun aplikasinya kurang memberikan hasil yang optimal. Kedua hal tersebut terkait erat dengan faktor fisiologi tumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu menurut Marsono dan Paulus Sigit (2001) dosis yang tidak tepat juga berdampak negatif pada tanah dan lingkungan. Perubahan struktur, reaksi kimia dan kehidupan biologis tanah menjadi tidak menguntungkan bagi tanaman.

CABAI
Sumber : www.fiyahrose88.blogspot.com
UJI COBA SEDERHANA
Pupuk urine diencerkan dengan menambahkan air, perbandingan 1 bagian pupuk urin : 1 bagian air, kemudian semprotkan pada daun tanaman. Untuk tanaman hias pengenceran dapat dilakukan dengan perbandingan 1 bagian pupuk urine : 10 bagian air. Untuk tanaman hias pemberian pupuk seminggu sekali sudah cukup, pemberian sebaiknya dilakukan sekitar jam 09.00 – 10.00 karena pada saat itu stomata daun sedang terbuka.

UJICOBA SEDERHANA KOMPOS
Cara sederhana menguji pupuk kimia, pupuk organik, dan pupuk hayati. (A) kontrol, tanpa pemupukan sama sekali. Tanaman terlihat sangat merana. (B) Diberi pupuk kimia, tanaman tetap merana meskipun tumbuh lebih baik. (C) Diberi pupuk organik lain. Hasilnya jauh lebih baik. (D) Diberi pupuk cair organik Tumbuhnya paling baik.

Penyakit yang umumnya Menyerang Kelinci

Penyakit kelinci seperti penyakit pada makhluk hidup lainnya tentu ada banyak sekali. Tetapi ada beberapa penyakit yang sering muncul dan...